Love and Other Drugs
Director: Edward Zwick
Cast: Jake Gyllenhaal, Anne Hathaway, Judy Greer, Oliver Platt, Hank Azaria, Jill Clayburgh
Studio: Regency Enterprises/20th Century Fox
Review: Love and Other Drugs (2010)
Komedi romantis. Sebuah genre yang sama halnya seperti horor, terlalu sering mendapat eksplorasi dari para pembuat film yang sebenarnya tidak mampu melakukannya dan berakhir sebagai sebuah genre yang seringkali melahirkan film-film berkualitas kacangan… kalau tidak mau dikatakan buruk. Hollywood sendiri lebih sering merilis film komedi romantis yang diperuntukkan untuk kalangan muda. Adalah sangat langka untuk melihat sebuah film komedi romantis dengan naskah cerita bernada dewasa yang mampu menghibur sekaligus menghanyutkan setiap penontonnya akhir-akhir ini.
Sutradara Edward Zwick – yang populer dengan film-film dari genre keras seperti Courage Under Fire (1996), The Last Samurai (2003) dan Blood Diamond (2006) – untuk kedua kalinya mencoba menangani genre komedi romantis setelah About Last Night… (1986), film yang sekaligus menjadi debut penyutradaraannya. Dengan naskah yang diadaptasi dari novel non-fiksi karya Jamie Reidy, Hard Sell: The Evolution of a Viagra Salesman, Zwick ternyata mampu menjadikan Love and Other Drugs sebagai sebuah film yang lucu, hangat dan cukup menyentuh. Terlebih lagi, Zwick mampu mengarahkan kedua aktor utamanya, Jake Gyllenhaal dan Anne Hathaway, untuk memiliki chemistry yang sangat erat dan menjadi faktor utama mengapa film ini tampil ringan namun sangat menghibur.
Zwick pastinya tidak dapat menemukan aktor yang mampu tampil lebih baik lagi untuk mengisi karakter Jamie Randall selain dari Jake Gyllenhaal. Seperti halnya Gyllenhaal, Jamie adalah seorang sosok yang tampan, penuh pesona dan hampir tidak dapat ditolak oleh siapa saja… yang membuatnya mampu sukses bekerja sebagai seorang salesman di sebuah toko peralatan elektronik. Sayang, sifatnya yang playboy – yang membuatnya menjalin hubungan dengan pacar sang pemilik toko – membuat ia segera dipecat dari tempat ia bekerja. Namun, masa pengangguran berlangsung tidak begitu lama bagi Jamie ketika saudaranya, Josh Randall (Josh Gad), menawarinya pekerjaan sebagai seorang salesman di perusahaan farmasi raksasa, Pfizer.
Setelah melalui masa pelatihan – yang melibatkan Macarena dari Los Del Rio sebagai lagu latar belakangnya – Jamie memulai usahanya sebagai seorang salesman dengan menawarkan produk Pfizer ke banyak dokter di berbagai rumah sakit. Bukan usaha yang mudah, namun lewat jalan itulah ia kemudian berkenalan dengan Maggie Murdock (Anne Hathaway), seorang gadis cantik penderita Parkinson. Maggie adalah seorang yang mampu bertahan dari daya tarik Jamie — yang seperti formula kebanyakan film komedi romantis — justru akan membuat Jamie semakin tertarik dengan Maggie. Berbagai usaha Jamie untuk menarik hati Maggie akhirnya berhasil. Namun, tantangan tidak berhenti di situ. Kini hubungan mereka harus menghadapi berbagai rintangan yang datang dari penyakit yang diderita Maggie sekaligus dari pekerjaan Jamie yang semakin menyita waktunya ketika ia mulai menjual sebuah obat baru buatan Pfizer yang menjadi perbincangan seluruh dunia, Viagra.
Untuk mengatakan Love and Other Drugs adalah sebuah film komedi romantis murni sepertinya akan membuat kebanyakan orang memandang ringan terhadap film ini. Love and Other Drugs memiliki lebih banyak pesan yang mendalam daripada kebanyakan film komedi romantis standar Hollywood lainnya. Edward Zwick mampu menghantarkan transisi cerita film ini, dari sebuah film komedi romantis dewasa dengan banyak kandungan adegan seks yang cukup panas menjadi sebuah drama menyentuh mengenai bagaimana perjuangan seseorang dalam menghadapi sebuah tantangan dari orang yang dicintainya sekaligus menyampaikan beberapa permasalahan sosial lainnya, dengan sangat baik. Yang lebih menarik lagi, hubungan yang terjalin antara Jamie dan Maggie terasa begitu segar ketika disimak karena karakterisasi mereka yang sangat familiar namun begitu mudah untuk dicintai.
Love and Other Drugs bukannya datang tanpa masalah. 112 menit yang disediakan untuk durasi film ini sedikit terasa terlalu panjang, khususnya ketika jalan cerita ini telah mencapai paruh akhirnya, ketika fokus cerita lebih berpihak pada masalah pengembangan karir Jamie dan bagaimana hal tersebut berpengaruh pada hubungannya dengan Maggie. Di bagian ini, eksplorasi asmara antara Jamie dan Maggie yang pada bagian-bagian sebelumnya begitu menggelora terasa sedikit dipendam demi memasukkan sedikit penjelasan bagaimana sebuah perusahaan farmasi berjalan lewat para salesman-nya. Kurangnya interaksi antara karakter Jamie dan Maggie juga sedikit berpengaruh pada bagian paruh akhir ini, walaupun pada akhirnya, Zwick mampu meningkatkan kembali intensitas film ini dan menjadikan Love and Other Drugs berakhir dengan cukup memuaskan.
Membicarakan Love and Other Drugs tidak dapat dilepaskan dari kemampuan akting dua pemeran utamanya, Jake Gyllenhaal dan Anne Hathaway. Dua aktor inilah yang menjadi kunci kesuksesan film ini. Gyllenhaal dan Hathaway tampil dengan kekuatan chemistry yang sangat memikat, salah satu chemistry terbaik yang akan pernah Anda saksikan dalam sebuah film. Bagian terbaik film ini hadir ketika Gyllenhaal dan Hathaway sama-sama berada di layar – yang untungnya terjadi di 95% dari durasi film ini. Secara personal, Gyllenhaal berhasil membawakan karakter Jamie dengan sempurna. Ia tampil segar dan sangat meyakinkan sebagai seorang salesman dengan karakteristik yang penuh pesona. Sementara Hathaway juga tampil sama baiknya – terkadang bahkan tampil lebih baik. Terlihat tegar namun tetap mampu menyimpan sisi rapuh yang begitu terpancar dari tatapan Hathaway.
Adalah sangat jarang untuk menemukan sebuah komedi romantis dewasa yang mampu hadir dengan kualitas seperti yang disajikan dalam Love and Other Drugs. Zwick mampu menghadirkan jalan cerita yang berada di atas kualitas cerita film-film komedi romantis standar Hollywood dan menjadikan film ini tampil sangat segar, menghibur sekaligus tetap mampu romantis dan menyentuh. Dua aktor utamanya, Jake Gyllenhaal dan Anne Hathaway, tampil dengan chemistry dan performa yang sangat mengagumkan. Seperti halnya Viagra, penampilan keduanya mampu menjadi sebuah suplemen yang ‘menguatkan’ jalan cerita film ini. Tajam, segar dan penuh dengan momen-momen yang begitu romantis – dalam cara yang begitu matang dan dewasa, Love and Other Drugs adalah sebuah drama yang akan begitu mudah untuk dicintai setiap penggemar genre komedi romantis.
Dapatkan segera DVD film "Love and Other Drugs" di DREAM VISION HOME VIDEO (Sale and Rental) yang telah tersedia
Video Trailer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar